Hidup di era digital membuat banyak wanita menghabiskan banyak waktunya di depan komputer. Menurut penelitian, hal ini bisa mempercepat proses penuaan yang antara lain ditandai dengan kulit keriput.
Fenomena yang disebut 'wajah komputer' ini sering didapati pada wanita karir yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer. Bahkan ibu rumah tangga sekalipun bisa mengalaminya ketika sudah kecanduan internet di rumahnya.
Seorang ahli bedah kosmetik asal Inggris, Dr Michael Prager telah membuktikannya dalam sebuah penelitian. Dokter spesialis botox tersebut menemukan fenomena semacam itu dialami sebagian besar pelanggan dan sejumlah wanita yang bekerja di perkantoran.
"Saat sedang tegang dan serius di depan komputer, umumnya para wanita akan mengernyitkan dahinya sekalipun kadang tidak disadari," ungkap Dr Prager.
Jika berlangsung berjam-jam dan rutin setiap hari, kernyitan tersebut akan mempercepat pembentukan keriput. Garis-garis wajah itu lama-lama akan terbentuk di dahi maupun bagian kulit wajah lainnya.
Dikutip dari Telegraph, Minggu (26/9/2010), wanita yang terlalu lama di depan komputer juga rentan mengalami gejala 'leher kalkun'. Dinamakan demikian karena kulit di bagian leher menggelambir seperti kulit kalkun.
Menurut Dr Prager, gejala ini disebabkan oleh posisi duduk yang jarang berubah dalam jangka waktu yang sangat panjang. Akibatnya otot leher memendek dan kulitnya turun lalu membentuk semacam gelambir.
Sedangkan untuk mengatasinya, Dr Prager punya tips jitu yakni dengan meletakkan cermin kecil di samping layar monitor. Harapannya para wanita bisa cepat menyadari ketika wajahnya mulai mengernyit, lalu berusaha mencari cara untuk lebih rileks.
Berbagai cara bisa dilakukan sebagai upaya relaksasi. Selain istirahat sejenak di sela-sela bekerja dengan komputer dan berjalan-jalan, melakukan senam otot wajah juga cukup efektif melawan efek penuaan dini.
Sumber: detikHealth
Read more...
Monday, September 27, 2010
Yoghurt Tempe Mampu Turunkan Kerusakan Hati
Category: Health / Kesehatan, Recipe and Food
Tempe merupakan salah satu makanan yang banyak mengandung protein dan berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satunya senyawa anti oksidan cukup tinggi. Namun pengolahan tempe dengan digoreng atau direbus ternyata bisa menurunkan kandungan antioksidan yang ada di dalamnya.
Agar senyawa itu tidak berkurang, tempe yang berbahan baku kedelai itu diolah menjadi yoghurt atau disebut 'Tempegurt'. Tempegurt ini hasil penelitian tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ketiga mahasiswa itu adalah Rio Jati Kusuma, Rifka Kumala Dewi, dan Nuraini Wahyu Setyaningrum.
"Senyawa anti oksidan mampu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Senyawa antioksidan tempe sekitar 60 persen. Namun pengolahan dengan digoreng atau direbus yang terlalu lama bisa menurunkan kadar antioksidan dalam tempe," ungkap Rio Jati Kusuma kepada wartawan di FK UGM, Bulaksumur, Senin (27/9/2010).
Rio mengatakan tempe yang diolah menjadi yoghurt mampu meningkatkan aktivitas antioksidan. Pengolahan ini juga bisa menimbulkan antioksidan baru, yaitu 3 hydroxiantralinic acid (3-haa) yang lebih kuat dari vitamin E dan Isoflavon. "Selain bisa menangkal radikal bebas juga bisa bisa menurunkan tingkat kerusakan hati," katanya.
Menurutnya, ide pemanfaatan tempe menjadi yoghurt berawal banyaknya kasus penyakit kerusakan hati. Salah satu penyebab kerusakan hati akibat konsumsi parasetamol yang tidak terkontrol. Penggunaan parasetamol tanpa dosis tepat dan tidak terkontrol bisa menimbulkan kerusakan akut jaringan hati.
Menurut rekan Rio, Rifka Kumala Dewi membuat yoghurt tempe cukup mudah. Bahan yang digunakan untuk tempegurt terdiri 1 kg tempe, air 3 liter, gula pasir sebanyak 5 persen, susu skim sebanyak 2 persen dan starter yoghurt yakni lactobacillus bulgaricus dan streptococous thermophilus masing-masing 2 persen.
Cara pembuatannya lanjut Rifka, pertama tempe dicuci dan direbus selama 10 menit. Selanjutnya tempe diblender dan disaring untuk mendapatkan sari patinya. Selanjutnya sari pati dicampur gula dan susu skim dimasak hingga mendidih dan didinginkan. Setelah dingin campuran tersebut diberikan bakteri yoghurt diinkubasi pada suhu 42 derajat celcius selama 8 jam.
"Dari 90 gram tempe bisa dihasilkan 600 mililiter yoghurt tempe yang bisa tahan sampai 1 minggu jika disimpan dalam kulkas. Yoghurt yang dihasilkan memiliki karakteristik hampir serupa dengan yoghurt susu, tapi sedikit lebih encer. Rasanya pun agak lebih asam," tuturnya.
Sementara itu Nuraini Wahyu menambahkan penelitian ini berawal dari program kreatifitas mahasiswa (PKM) untuk mengetahui efek yoghurt tempe terhadap jumlah SGPT(Serum Glutamic Pyruvate Transaminase), SGOT(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), pada hati setelah diujicobakan pada tikus galur wistar. Keduanya merupakan enzim pada hati yang akan meningkat jumlahnya apabila hati mengalami kerusakan.
Penelitian ini diujicobakan pada 24 tikus galur wistar yang berumur 2 bulan berat badan rata-rata 100-150 gram. 24 tikus itu dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 2 gram, kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 4 gram, kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 8 gram, dan kelompok yang hanya mendapat diet standar tanpa tempeghurt (kontrol negatif).
Setelah itu kata Nuraini, keempat kelompok diberi parasetamol secara oral untuk merusak hati. Dosis parasetamol yang diberikan sebanyak 2.000 mg/kg berat badan tikus. Perlakuan tersebut dilakukan selama tiga minggu.
Dari hasil percobaan tikus yang mendapatkan perlakuan diberi penambahan tempeghurt diketahui peningkatan jumlah enzim SGOT dan SGPT lebih rendah. "Tikus yang diberi tempeghurt diketahui enzim SGOT dan SGPT-nya bisa turun hingga 50 persen. "Bisa disimpulkan dengan tempeghurt bisa menurunkan tingkat kerusakan hati," kata Nuraini.
sumber: detikHealth
Read more...
Agar senyawa itu tidak berkurang, tempe yang berbahan baku kedelai itu diolah menjadi yoghurt atau disebut 'Tempegurt'. Tempegurt ini hasil penelitian tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ketiga mahasiswa itu adalah Rio Jati Kusuma, Rifka Kumala Dewi, dan Nuraini Wahyu Setyaningrum.
"Senyawa anti oksidan mampu menangkal radikal bebas dalam tubuh. Senyawa antioksidan tempe sekitar 60 persen. Namun pengolahan dengan digoreng atau direbus yang terlalu lama bisa menurunkan kadar antioksidan dalam tempe," ungkap Rio Jati Kusuma kepada wartawan di FK UGM, Bulaksumur, Senin (27/9/2010).
Rio mengatakan tempe yang diolah menjadi yoghurt mampu meningkatkan aktivitas antioksidan. Pengolahan ini juga bisa menimbulkan antioksidan baru, yaitu 3 hydroxiantralinic acid (3-haa) yang lebih kuat dari vitamin E dan Isoflavon. "Selain bisa menangkal radikal bebas juga bisa bisa menurunkan tingkat kerusakan hati," katanya.
Menurutnya, ide pemanfaatan tempe menjadi yoghurt berawal banyaknya kasus penyakit kerusakan hati. Salah satu penyebab kerusakan hati akibat konsumsi parasetamol yang tidak terkontrol. Penggunaan parasetamol tanpa dosis tepat dan tidak terkontrol bisa menimbulkan kerusakan akut jaringan hati.
Menurut rekan Rio, Rifka Kumala Dewi membuat yoghurt tempe cukup mudah. Bahan yang digunakan untuk tempegurt terdiri 1 kg tempe, air 3 liter, gula pasir sebanyak 5 persen, susu skim sebanyak 2 persen dan starter yoghurt yakni lactobacillus bulgaricus dan streptococous thermophilus masing-masing 2 persen.
Cara pembuatannya lanjut Rifka, pertama tempe dicuci dan direbus selama 10 menit. Selanjutnya tempe diblender dan disaring untuk mendapatkan sari patinya. Selanjutnya sari pati dicampur gula dan susu skim dimasak hingga mendidih dan didinginkan. Setelah dingin campuran tersebut diberikan bakteri yoghurt diinkubasi pada suhu 42 derajat celcius selama 8 jam.
"Dari 90 gram tempe bisa dihasilkan 600 mililiter yoghurt tempe yang bisa tahan sampai 1 minggu jika disimpan dalam kulkas. Yoghurt yang dihasilkan memiliki karakteristik hampir serupa dengan yoghurt susu, tapi sedikit lebih encer. Rasanya pun agak lebih asam," tuturnya.
Sementara itu Nuraini Wahyu menambahkan penelitian ini berawal dari program kreatifitas mahasiswa (PKM) untuk mengetahui efek yoghurt tempe terhadap jumlah SGPT(Serum Glutamic Pyruvate Transaminase), SGOT(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase), pada hati setelah diujicobakan pada tikus galur wistar. Keduanya merupakan enzim pada hati yang akan meningkat jumlahnya apabila hati mengalami kerusakan.
Penelitian ini diujicobakan pada 24 tikus galur wistar yang berumur 2 bulan berat badan rata-rata 100-150 gram. 24 tikus itu dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 2 gram, kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 4 gram, kelompok yang mendapat diet standar dan tempeghurt 8 gram, dan kelompok yang hanya mendapat diet standar tanpa tempeghurt (kontrol negatif).
Setelah itu kata Nuraini, keempat kelompok diberi parasetamol secara oral untuk merusak hati. Dosis parasetamol yang diberikan sebanyak 2.000 mg/kg berat badan tikus. Perlakuan tersebut dilakukan selama tiga minggu.
Dari hasil percobaan tikus yang mendapatkan perlakuan diberi penambahan tempeghurt diketahui peningkatan jumlah enzim SGOT dan SGPT lebih rendah. "Tikus yang diberi tempeghurt diketahui enzim SGOT dan SGPT-nya bisa turun hingga 50 persen. "Bisa disimpulkan dengan tempeghurt bisa menurunkan tingkat kerusakan hati," kata Nuraini.
sumber: detikHealth
Read more...
Saturday, September 18, 2010
World Class Online Tutoring and Help
Category: Parenting / Pendidikan Anak
When i was in elementary and high school years Mathematics, Geometry, Chemistry, and Physics are difficult lesson and i so confused how to learn them. In facts, almost all students have the same problem on how difficult to learn them. Some parents used to hire a private tutor to solve it.
Today, extra help, such as online tutoring, can offer other explanations and different ways to solve Math questions, Geometry, Chemistry and Physics like the ones assigned in class or as homework. It can offer extra time to practice and refine skills.
Online tutoring offers specialized, focused attention, Math help, Geometry help, Chemistry help, Physics help to our child. Unlike a conventional tutor who helps our child with their homework, online tutoring helps our child learn the skills they need to succeed at their homework and in-class assignments.
Our child doesn't need to struggle with or hate Mathematics, Geometry, Chemistry, and Physics. The extra homework help that online tutoring provides can help child enjoy learning Mathematics, Geometry, Chemistry, and Physics. And you will be surprised at how quickly the once unsolvable problems will be answered. For example, students will find Chemistry homework help and Prime numbers explanation.
One of the best online tutoring and help is TutorVista. They have all the answer that students are looking for. Online tutoring can help solve your child's homework problems by providing them with a strong knowledge in a way they understand. Online tutoring offers the individualized attention that many students need to succeed.
Today, extra help, such as online tutoring, can offer other explanations and different ways to solve Math questions, Geometry, Chemistry and Physics like the ones assigned in class or as homework. It can offer extra time to practice and refine skills.
Online tutoring offers specialized, focused attention, Math help, Geometry help, Chemistry help, Physics help to our child. Unlike a conventional tutor who helps our child with their homework, online tutoring helps our child learn the skills they need to succeed at their homework and in-class assignments.
Our child doesn't need to struggle with or hate Mathematics, Geometry, Chemistry, and Physics. The extra homework help that online tutoring provides can help child enjoy learning Mathematics, Geometry, Chemistry, and Physics. And you will be surprised at how quickly the once unsolvable problems will be answered. For example, students will find Chemistry homework help and Prime numbers explanation.
One of the best online tutoring and help is TutorVista. They have all the answer that students are looking for. Online tutoring can help solve your child's homework problems by providing them with a strong knowledge in a way they understand. Online tutoring offers the individualized attention that many students need to succeed.
Read more...
Subscribe to:
Posts (Atom)