Di era globalisasi seperti ini, penguasaan bahasa asing mutlak diperlukan. Tak heran jika banyak orangtua yang memasukkan anaknya ke sekolah bilingual (dua bahasa) agar anaknya bisa menguasai bahasa asing dengan baik. Bagaimana cara efektif mengajarkan anak bahasa asing sejak dini?
"Mengajarkan anak bahasa asing bisa dimulai sejak usianya di atas 4 tahun, karena pada saat itu anak sudah mengerti bahasa ibunya dan memiliki struktur bahasa yang kuat. Mulailah mengajarkan hal-hal yang sederhana, misalnya belajar angka, warna atau bentuk," ujar Muhammad Rizal, Psi, psikolog pendidikan anak saat dihubungi detikHealth, Kamis (17/12/2009).
Anak kecil memang memiliki kemampuan untuk menyerap segala sesuatu lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Tapi pada anak yang masih sangat kecil, kemampuan menyerapnya tidak sebanding dengan kemampuan sang anak untuk mengaplikasikannya.
"Jadi sebaiknya lihat juga sisi kemampuan dari si anak, apakah anak sudah kuat struktur bahasa ibunya (bahasa Indonesia) atau belum," ujar psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI.
Rizal mencontohkan banyak kejadian anak yang dimasukkan ke sekolah bilingual tapi belum memiliki struktur bahasa ibu yang kuat menjadi bingung. Anak tidak tahu bahasa apa yang seharusnya digunakan, sehingga nantinya anak malah menggunakan bahasa 'gado-gado'. Ini karena banyak orangtua yang memaksakan anaknya untuk belajar bahasa asing hanya ikut-ikutan tren atau gengsi saja tanpa melihat kemampuan dari si anak.
Cara efektif untuk merangsang anak menyukai bahasa asing adalah orangtua sebaiknya mengajarkan atau mengenalkan anaknya terlebih dahulu dasar-dasar dari bahasa asing tersebut di rumah, sebelum memasukkan anak ke lembaga belajar. Hal-hal yang ditemui sehari-hari di rumah bisa dijadikan contoh untuk memulai, misalnya menunjuk benda-benda dengan bahasa asing. Selanjutnya bisa mulai belajar angka, warna atau bentuk dengan pengenalan sambil bermain.
Dari hal-hal kecil itu, orangtua bisa melihat kemampuan si anak menyerap dan mengucapkannya. Jika sudah siap tak ada salahnya memasukkan anak ke lembaga atau kursus bahasa.
Rizal memberikan beberapa tips dalam memilih lembaga atau kursus bahasa asing untuk si kecil yaitu:
1. Pilihlah tempat yang tidak membuka kelas untuk anak yang masih sangat kecil, ini berarti lembaga tersebut memang memperhatikan kemampuan dari anak-anak.
2. Melihat siapa yang mengajar dan sudah berapa lama lembaga tersebut berdiri.
3. Perhatikan metode yang digunakan, karena anak kecil lebih menyukai metode belajar sambil bermain.
Tapi bagaimana jika sudah dikursuskan anak belum juga mampu bercakap bahasa yang dipelajari?
"Jika ada anak yang sudah kursus dan belajar bahasa asing secara maksimal tapi tetap saja tidak memberikan hasil yang baik, berarti anak tersebut memang belum memiliki kemampuan belajar dan mengingat yang matang. Jadi jangan dipaksakan, karena sama saja bohong," ujar psikolog yang lulus tahun 1997 ini.
Menurutnya, agar pembelajaran bahasa si anak tidak sia-sia, orangtua juga harus terlibat dengan anak dalam aktivitasnya di rumah meskipun si orangtua punya kemampuan terbatas dalam bahasa asing, tapi orangtua bisa memancing anak berbicara dalam bahasa asing.
Usia emas (golden age) seorang anak memang 5 tahun pertama kehidupannya, yaitu seorang anak akan menyerap segala sesuatunya dengan sangat cepat dibandingkan orang dewasa. Itu sebabnya banyak yang bilang semakin dini anak belajar bahasa asing maka hasilnya akan semakin bagus.
Tapi ada hal lain yang harus diingat, yakni perhatikan juga kemampuan si anak, apakah anak sudah bisa mengaplikasikannya dengan benar atau tidak agar nantinya anak tidak menjadi bingung. Dan jangan pernah memaksakan anak untuk belajar sesuatu jika anak memang belum mampu.[health.detik]
"Mengajarkan anak bahasa asing bisa dimulai sejak usianya di atas 4 tahun, karena pada saat itu anak sudah mengerti bahasa ibunya dan memiliki struktur bahasa yang kuat. Mulailah mengajarkan hal-hal yang sederhana, misalnya belajar angka, warna atau bentuk," ujar Muhammad Rizal, Psi, psikolog pendidikan anak saat dihubungi detikHealth, Kamis (17/12/2009).
Anak kecil memang memiliki kemampuan untuk menyerap segala sesuatu lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Tapi pada anak yang masih sangat kecil, kemampuan menyerapnya tidak sebanding dengan kemampuan sang anak untuk mengaplikasikannya.
"Jadi sebaiknya lihat juga sisi kemampuan dari si anak, apakah anak sudah kuat struktur bahasa ibunya (bahasa Indonesia) atau belum," ujar psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan UI.
Rizal mencontohkan banyak kejadian anak yang dimasukkan ke sekolah bilingual tapi belum memiliki struktur bahasa ibu yang kuat menjadi bingung. Anak tidak tahu bahasa apa yang seharusnya digunakan, sehingga nantinya anak malah menggunakan bahasa 'gado-gado'. Ini karena banyak orangtua yang memaksakan anaknya untuk belajar bahasa asing hanya ikut-ikutan tren atau gengsi saja tanpa melihat kemampuan dari si anak.
Cara efektif untuk merangsang anak menyukai bahasa asing adalah orangtua sebaiknya mengajarkan atau mengenalkan anaknya terlebih dahulu dasar-dasar dari bahasa asing tersebut di rumah, sebelum memasukkan anak ke lembaga belajar. Hal-hal yang ditemui sehari-hari di rumah bisa dijadikan contoh untuk memulai, misalnya menunjuk benda-benda dengan bahasa asing. Selanjutnya bisa mulai belajar angka, warna atau bentuk dengan pengenalan sambil bermain.
Dari hal-hal kecil itu, orangtua bisa melihat kemampuan si anak menyerap dan mengucapkannya. Jika sudah siap tak ada salahnya memasukkan anak ke lembaga atau kursus bahasa.
Rizal memberikan beberapa tips dalam memilih lembaga atau kursus bahasa asing untuk si kecil yaitu:
1. Pilihlah tempat yang tidak membuka kelas untuk anak yang masih sangat kecil, ini berarti lembaga tersebut memang memperhatikan kemampuan dari anak-anak.
2. Melihat siapa yang mengajar dan sudah berapa lama lembaga tersebut berdiri.
3. Perhatikan metode yang digunakan, karena anak kecil lebih menyukai metode belajar sambil bermain.
Tapi bagaimana jika sudah dikursuskan anak belum juga mampu bercakap bahasa yang dipelajari?
"Jika ada anak yang sudah kursus dan belajar bahasa asing secara maksimal tapi tetap saja tidak memberikan hasil yang baik, berarti anak tersebut memang belum memiliki kemampuan belajar dan mengingat yang matang. Jadi jangan dipaksakan, karena sama saja bohong," ujar psikolog yang lulus tahun 1997 ini.
Menurutnya, agar pembelajaran bahasa si anak tidak sia-sia, orangtua juga harus terlibat dengan anak dalam aktivitasnya di rumah meskipun si orangtua punya kemampuan terbatas dalam bahasa asing, tapi orangtua bisa memancing anak berbicara dalam bahasa asing.
Usia emas (golden age) seorang anak memang 5 tahun pertama kehidupannya, yaitu seorang anak akan menyerap segala sesuatunya dengan sangat cepat dibandingkan orang dewasa. Itu sebabnya banyak yang bilang semakin dini anak belajar bahasa asing maka hasilnya akan semakin bagus.
Tapi ada hal lain yang harus diingat, yakni perhatikan juga kemampuan si anak, apakah anak sudah bisa mengaplikasikannya dengan benar atau tidak agar nantinya anak tidak menjadi bingung. Dan jangan pernah memaksakan anak untuk belajar sesuatu jika anak memang belum mampu.[health.detik]
0 Comments on "Tips Mengajarkan Anak Bahasa Asing"
Post a Comment